MK : Pengembangan dan Inovasi Kurikulum PAI : MAKALAH SUMBER DAYA PENDUKUNG KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM


MAKALAH
SUMBER DAYA PENDUKUNG KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah       : Pengembangan dan Inovasi Kurikulum PAI
Dosen                : Abdul Qodir,

 




Disusun Oleh Kel. 11 :
1.    Siti Ruchamah
2.    Iman Abdul Haris
3.    Hamid

     Jurusan   : Tarbiyah
  Semester    : IV ( Empat )



S T A I M A
( Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly )
Jl. KH. Masduqie Aly Kasab Babakan Ciwringin Cirebon




KATA PENGANTAR

Penyusun bersyukur kepada allah SWT  yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan dalam menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini di susun berdasarkan  panduan dan bimbingan dosen yang terkait, yang di dalamnya membahas mengenai “Sumber Daya Pendukung Keberhasilan Implementasi Kurikulum” dan hal-hal yang masih terkait dengan materi.
Penyusun berterima kasih kepada semua pihak terkait terutama dosen pembimbing yang sekaligus sebagai dosen pemberi materi yang telah berperan penting dalam penyusunan tugas ini.
Makalah ini merupakan kajian bagi mahasiswa dengan program pembahasan Pembelajaran dan Inovasi Kurikulum PAI mengenai Sumber Daya Pendukung Keberhasilan Implementasi Kurikulum. Dalam kajiannya mahasiswa di harapkan mampu memahami dan menguasai materi ini.
   Dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih perlu adanya penyempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan keritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih baik.




DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... ..... i
Daftar Isi..................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C.     Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A.  PENGERTIAN KURIKULUM ..........................................................
B.   SUMBER DAYA PENDUKUNG KEBERHASILAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM.......................................................
1.    Manajemen Sekolah ....................................................................... 3
2.    Pemanfatan Media Sumber Belajar ................................................. 5
3.    Penggunaan Strategi dan Model Pembelajaran ................................ 6
4.    Kinerja Guru ..................................................................................

BAB III PENUTUP
A. Keseimpulan .....................................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... ......




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk mrnyiapkan masyarakat dan bangsa indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantab dalam menghadapi era globalisasi ini. Dalam makalah ini, akan disampaikan faktor-faktor dan sumberdaya yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu kurikulum ?
2.      Sumber daya apa yang mendukung Keberhasilan Implementasi Kurikulum?

C.    Tujuan dan Manfaat
1.            Untuk mengetahui dan memahami pengertian kurikulum
2.            Untuk mengetahui dan memahami sumber daya yang mendukung keberhasilan implementasi kurikulum.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran . Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusipendidikan.
Tujuan dari kurikulum ini adalah membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, serta berakhlak mulia, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya.
Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di sekolah memuat materi Qur’an Hadis, aqidah akhlak, fiqih, dan sejarah kebudayaan Islam. Ruang lingkup tersebut menggambarkan materi pendidikan agama yang mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya. Dalam penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan strategi dan metode yang tepat, umumnya strategi dan metode yang digunakan oleh guru PAI sama dengan strategi dan metode yang digunakan pada pelajaran yang lainnya. Terakhir, untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan yang telah di tetapkan dilakukan evaluasi, baik melalui formatif maupun sumatif.
Ada beberapa karakteristik kurikulum PAI diantaranya, memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah manusia, harus mewujudkan tujuan pendidikan agama Islam, harus realistis, harus memperhatikan aspek pendidikan perilaku yang bersifat aktivitas langsung.



B.     SUMBER DAYA PENDUKUNG KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM
1.      MANAJEMEN SEKOLAH
Menurut Kathryn M.Bartol dan David C.Martin, Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu planning, organizing, leading, dan controling. Dengan demikian, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Ø  Manajemen Kurikulum
Merupakan substansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan siswa dan mendorong guru untuk menyusun terus-menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
Ø  Manajemen Kesiswaan
Ungkapan manajemen kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan kesiswaan. Penulis tidak lagi mendiskripsikan pengertian manajemen dalam makalah ini mengingat pada makalah sebelumnya yang berjudul manajemen personalia telah dibahas secara terperinci dan jelas pengertian manajemen. Sementara itu yang dimaksud dengan kesiswaan ialah segala sesuatu yang menyangkut dengan peserta didik atau yang lebih populer dengan istilah siswa.
Dengan demikian manjemen kesiswaan memiliki pengertian suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolahmulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah melalui penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif.
Ø  Manajemen personalia
Personalia ialah semua anggota organisasi yang berkerja untuk  kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, dan para wakil siswa/mahasiswa. Termasuk juga para manejer pendidikan yang mungkin dipegang oleh beberapa guru.
Yang dimaksud dengan manajamen personil adalah segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan masalah memperoleh dan menggunakan tenaga kerja untuk demi tercapainya tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya.
Ø  Manajemen Keuangan
Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata pembukuan. Sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggungjawaban dalam menggunakan keuangan, baik pemerintah pusat maupun daerah. Adapun Maisyarah sebagaimana dikutip oleh Sulistiyorini menjelaskan bahwa manajemen keuangan adalah suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain. Kegiatan ini dapat dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Dalam manajemen keuangan di sekolah tersebut dimulai dengan perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan.
 Manajemen keuangan di sekolah Islam atau madrasah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
Ø  Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya. Dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah.


2.      PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Ø  Pengertian sumber belajar
AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang, atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajar.
Sedangkan Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” Dalam Bahasa arab, media adalah perantara وَسَائِلْ)) atau pengantar pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan.

Ø  Fungsi sumber belajar
a.       Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik
b.      Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairahan
c.       Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
1)      mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
2)      memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
d.      Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
e.       perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis
f.       Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

Ø  Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media  pembelajaran yang dikemukakan oleh Livie dan Lentz adalah media pembelajaran khusunya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi atektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
 Fungsi atensi berarti media visual merupakam inti, menarik, dan pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajarannya, dan fungsi atektif maksudnya adalah media visual yang dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar, kemudian fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, selanjutnya fungsi kompensatoris artimya media visual memberikan konteks untuk memahami teks membantu  pembelajar yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.
Dari beberapa fungsi media visual tersebut dapat dikatakan belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan tersendiri, karena melihat pesan visual, tidak dengan sendirinya akan mudah memahami atau mampu belajar. Pembelajar harus dibimbing dalam meneriam dan menyimak pesan visual secara tepat.

3.      PENGGUNAAN STRATEGI  DAN MODEL PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini begitu banyak macam strategi ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.
Strategi menurut Kemp adalah suatu kegiatan pembelajran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sedangkan Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajran dan membimbing pelajran di kelas atau yang lain. Model pembelajran dapat dijadikan pola pilihan artinya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Beberapa model pembelajaran yang dapat kami bahas di sini di antaranya :
a.      Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
b.      Bermain Peran (Role Playing)
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.
Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadianMelalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
c.       Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dengan meminjam pemikiran Knowles, (E.Mulyasa,2003) menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.

d.      Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e.       Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction)
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban. Tugas utama guru dalam pembelajaran sistem modul adalah mengorganisasikan dan mengatur proses belajar, antara lain : (1) menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif; (2) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami isi modul atau pelaksanaan tugas; (3) melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik.
f.        Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

4.      KUALITAS KINERJA GURU
Menjadi guru kreatif, menggairahkan dan disenangi peserta didik merupakan kebanggaan bagi pendidik sejati. Tetapi bagaimana caranya masih banyak yang menghadapi kesulitan. Dua hal kegiatan guru di kelas, yakni mengajar dan mengelola kelas. Sering dijumpai bahwa guru lemah dalam mengelola kelasnya, sehingga pembelajaran tidak berhasil maksimal.seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dan mengembangkan materuinya. Pengembangan profesionalisme guru secara aktif dan terintegrasi akan melahirkan sosok guru yang kreatif dan inovatif, guru demikian akan menjadi motivator yang handal bagi pengembangan karakter sisiwa , menjadi sosok yang dapat digugu dan ditiru ( teladan ).
Jujur harus dikatakan bahwa proses pembelajaran dan pembetukan karakter akan menghasilkan manfaat besar jika didasarkan pada bimbingan wahyu Tuhan. Sebab rasio manusisa bukan nomor satu tapi nomor dua setelah wahyu. Di sisi lain juga harus meniscayakan cara – cara pembelajaran yang penuh kelembutan, kasih sayang, kedekatan dan sikap – sikap yang simpatik, karena itu factor sosio-geografis sangat berpengaruh dalam situasi pembelajaran.
a.       Menjadi Guru Yang Berkualitas
1)      Guru harus memiliki profesionalisme di bidangnya.
2)      Guru harus mempersiapkan bahan ajar
3)      Guru harus dapat menyampaikan materi dengan jelas.
4)      Guru harus dapat mengelola kelas
5)      Guru harus melakukan evaluasi
6)      Guru harus dapat berhubungan baik dengan orang tua siswa.

b.      Kriteria Guru Berkualitas:
1)      Selalu punya energi untuk siswanya.
2)      Punya tujuan jelas untuk Pelajaran 
3)      Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif.
4)      Punya keterampilan manajemen kelas yang Bisa berkomunikasi yang Baik dengan Orang Tua 
5)      Punya harapan yang tinggi pada Pengetahuan tentang Kurikulum .


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Di dalam dunia pendidikan tidak akan lepas dari kurikulum, sehingga diperlukan sumber daya pendukung keberhasilan implementasi kurikulum. Keberhasilan implementasi kurikulum tidak lepas dari manajemen sekolah, pemanfatan sumber belajar, strategi dan model pembelajaran serta kinerja guru itu sendiri.
Di dalam manajemen sekolah harus adanya pengorgnisasian seperti manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan itu berlangsung.
Sedangkan pemanfaat suber belajar itu lebih mengajarkan untuk peserta didik lebih mandiri dan bisa memahami bahwa belajar itu tidak hanya di lembaga atau dii sekolah tetapi di manapun. Banyak hal yang dapat dijadikan sumber belajar seperti buku-buku, pustaka bahkan orang.
Strategi dan model pembelajaran juga sangat penting dalam mendukung keberhasilan implementasi kurikulum. Termasuk kinerja guru itu sendiri sangat diperhatikan sehingga mempunyai kinerja yang professional.

B.     Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

 Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.  Remaja Rosdakarya
Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lirik Lahu Sholawatan Antal Amin (Robbi Kholaq Toha Minnur) dengan tulisan arab dan indonesia

Antal Amin (Robbi Kholaq Toha Minnur) robbi kholaq tohaminnur, fihihtirom 2x nadahu akbil ya mukhtar, antal amin 2x lam...